Oleh :
Annafi`ah Firdaus
Alkisah, khalifah `Umar bin Khatab seorang khalifah
yang tidak membeda-bedakan rakyatnya, baik dari pekerjaannya, keturunan, harta,
dan yang lainnya. Suatu malam, ia meninjau keadaan rakyatnya. Sampailah `Umar
di suatu rumah. Umar mendengar dua orang perempuan, ibu, dan putrinya yang
belum tidur. Ternyata mereka sedang mempersiapkan bahan dagangan yaitu susu
untuk dijual esok hari.
Umar mendengar si ibu meminta anaknya untuk mencampur
susu dengan air untuk dijual. Tetapi anak perempuan tidak mau dan menjawab,
“Ibu, apakah
engkau tidak pernah mendengar apa yang dikatakan Amirul Mukminin `Umar bin
Khatab?”
“Apa yang
dikatakannya?” tanya ibu.
“Ia melarang
mencampur air dengan susu,” Jawab si
anak perempuan ibu.
Mendengar jawaban putrinya, ibu tidak memperdulikan. Si
Ibu malah kembali menyuruh putrinya untuk mencampur air dan susu. Si Ibu yakin
bahwa `Umar tidak akan melihat apa yang dilakukannya. Kemudian si anak pun
berkata,
“Ibu, jika
umar tidak melihat kita melakukan itu, Allahl yang melihat. Demi Allah aku
tidak akan pernah patuh didepannya, sementara aku menentang dibelakangnya.”
Mendengar pembicaraan ibu dan sang putrinya, Umar
sangat senang. Pagi harinya, ia memanggil putranya; Ashim. Umar meminta pergi
ke rumah si perempuan penjual susu itu untuk menikahinya jika belum menikah.
Benarlah, Ashim bin Umar bin Khatab menikah dengan si perempuan penjual susu.
Lantas, ia memiliki anak bernama Ummu Ashim dan kemudian menikah dengan Abdul
Aziz bin Marwan. Lahirlah Umar bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang terkenal
keadilan dan shaleh.
Sobat, sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Mengetahui
apapun yang kita kerjakan.
Sumber : Buku 1001 Kisah Teladan
Naskah ini pernah dimuat di Buletin Nih #2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar