Oleh: A. Yusuf Wicaksono
Bersama Yusuf alaihissalam, masuklah
dua pemuda ke dalam penjara. Ketiganya adalah pemuda. Yusuf pemuda shalih lagi
utama, namun dia harus mendekam di dalam penjara lantaran mendapatkan fitnah.
Tetapi bagaimana dengan dua pemuda yang juga ikut dijebloskan ke dalam penjara?
Keduanya adalah pelayan raja, seorang dari mereka bertugas
mengurus minuman raja, sedangkan seorang lagi bertugas membuat roti raja. Dalam
kisah yang Allah abadikan dalam surat Yusuf, kedua pemuda itu menanyakan kepada
Yusuf alaihissalam tentang takwil mimpi yang mereka alami. Yusuf pun dengan ilmu yang
Allah berikan kepadanya, menakwilkan mimpi keduanya. Sang pelayan minum bermimpi
memeras anggur, maka dia akan bebas dan menyediakan minuman lagi bagi sang
raja. Sementara pembuat roti bermimpi membawa roti di atas kepalanya, dan
sebagiannya di makan burung. Maka, dia akan dipancang di tiang salib kemudian burung akan memakan sebagian
kepalanya.
Apa
yang sebenarnya terjadi pada kedua pemuda ini sehingga menyusul Yusuf ke
penjara? Saat itu raja sudah mulai tua. Orang-orang pun mulai bosan dengan kepemimpinan sang raja. Maka
orang-orang menyuruh dua pelayan raja ini untuk meracuni sang raja. Pemuda yang
bertugas menghidangkan minuman pun menolak melaksanakan rancana jahat dari orang-orang.
Prinsipnya kuat, dia meyakini perbuatan itu adalah dosa. Namun, berbeda dengan
pemuda pembuat roti, dialah yang menyanggupi untuk meracuni sang raja. Sehingga
dia harus mendapatkan hukuman yang setimpal; penjara dan dihukum mati.
Kisah para pemuda ini layak kita cermati dan kita ambil
pelajaran. Dari ketiganya kita dapati ada pemuda yang matang identitasnya layaknya Yusuf alaihissalam dan pemuda
yang bermimpi memeras anggur. Ada pula pemuda yang belum matang identitasnya
layaknya pemuda pembuat roti yang bersedia meracun sang raja. Menurut
John Head seorang ahli psikologi identitas adalah susunan psikis seseorang yang
membedakannya dengan dunia luar. Pembentukan identitas adalah proses
pembentukan pilihan-pilihan hidup, sehingga seseorang dapat menjadi manusia
dewasa yang tumbuh optimal.
Seorang yang matang identitasnya, maka dia akan
berkomitmen, yang menjadikan dirinya memegang teguh prinsip-prinsip yang
diyakininya, kebenaran yang akan dipilihnya. Sedangkan yang belum matang
identitasnya, maka lemah pula komitmennya. Dirinya akan mudah terprovokasi, yang menjadikan memilih perkara-perkara
yang buruk.
Sebaik-baik pemuda atau remaja adalah remaja utama.
Dialah yang matang identitasnya. Kamu
termasuk yang mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar