Oleh: Tim JAN
Inilah putri dari seorang yang
shalih. Keutamaannya sebagai seorang pemudi utama, layak menjadi teladan kita
semua. Inilah yang amat belas kasihnya kepada orang tuanya (birrulwalidain). Ia
menjaga kehormatannya. Pandai menggembala kambing. Ia pun memberi saran yang
tepat tentang 'karyawan' yang ideal untuk bapaknya.
Sebagai istri, Putri Syu'aib
menemani Musa dengan setia. Tatkala Musa berstatus sebagai 'buronan' dan
mendapatkan perintah Allah mendatangi Mesir dan berdakwah kepada Fir'aun,
sebagai istri tidak mempersulitnya. Sang istri menemani dan mendukungnya.
Bahkan, begitulah cara Allah menyiapkan seorang wanita yang mendampingi Musa
ini. Kuat. Semenjak ia memilih menggembala hewan ternak bapaknya.
Bukankah menggembala hewan
ternak itu pekerjaan laki-laki?
Sungguh, kemuliaan itu tidak
didapatkan dengan enak-enakan. Bahkan hidup seenaknya. Tapi layaknya Maryam
binti Imran yang amanah, tabah mendampingi ibunya di saat ada kesulitan, serta
kecerdasan dalam memecahkan masalah.
Begitu pula dengan Putri
Syu'aib. Bukan berarti di saat muda adalah waktunya berfoya-foya. Tapi dengan
masa kekuatan utama, ia berani mengambil pekerjaan berat baginya. Demi baktinya
pada orang tua. Demi taatnya pada suami tercinta. Lillaahita'ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar